DaRk sKy

Let the rain fall It comforts me The sky shows my emotion I will stay here, till the day my sunshine returns
Rabu, 18 September 2013
Untitled II
Ada yang seharusnya punah sebelum hati menjadi patah. Mungkin namanya asa.
Ada yang seharusnya diberikan, tapi masih disimpan Tuhan.
Mungkin namanya kesempatan.
Ada yang seharusnya dihentikan, sebelum luka jadi lintasan perjalanan.
Mungkin namanya perasaan. Barangkali hati terlalu cepat jatuh pada waktu yang tak tepat.
Bukan objeknya yang salah, tapi mungkin kali ini aku harus mengalah.
Kesempatan yang tadinya terlihat begitu jelas, kini hilang semudah melayangnya kertas.

Bukan salahmu yang mungkin seperti tak menghargai perasaan. Salahku, yang berharap hanya pada kebetulan.
Bukan salahmu yang tak juga sadari keberadaan.
Salahku, terlalu lama di dalam tempat persembunyian.
Hingga pada akhirnya semua kata kunci membawaku pada sebuah kenyataan yang harus dijalani.
Bahwa meski belum dimiliki, namun ada yang telah kauberikan kepadanya dengan sepenuh hati.
Entah kesempatan yang memang belum ada, atau aku mungkin sudah pernah melewatkannya.
Maaf atas keterlambatanku untuk menyadari sepenting itu adamu.
Jeda sinyal yang terlambat keluar, mungkin telah berbekal sesal.
Hingga akhirnya aku tahu, kesempatan belum ada karena seseorang lain telah masuk dan membuat hatimu mulai kesempitan.
Penuh, mungkin sepenuhnya menurutmu utuh. Sedangkan aku, hilang separuh dan sisanya lumpuh.

Jika benar putaran kesempatan pernah kulewatkan, mungkin itulah definisi dari sebuah kesalahan yang mendewasakan. Aku berhenti mengetuk.
Bukan karena sudah hati remuk, tapi tak ingin kulihat penghunimu mengamuk.

Barangkali akan ada kesempatan, namun tak tahu harus menunggu sampai berapa lama.
Barangkali akan ada sepenggal cerita yang sedikit diubah, namun kepastiannya masih entah. Barangkali aku memang akan hidup di antara rangkaian barangkali, hanya karena belum siap untuk menghadapi.
Bila nanti kesempatan memang ada, kamu tahu, akan kugunakan itu tanpa sia-sia.
Sekarang, mungkin sudah cukup dengan melihatmu teramat bahagia, meski harus dengannya.

Aneh.
Meski namamu masih seratus persen mengisi hati, tapi mengapa kekosongan ini tak berhenti kucicipi?
Bukankah kita lahir pada kebetulan?
Tapi kebetulan pulalah yang akhirnya mematikan.
Bukankah kita sama-sama tahu karena sebuah pengetahuan yang disediakan?
Tapi mengapa ujungnya aku merasa asing karena terlempar oleh serombongan ketidaktahuanku akanmu?

Dunia barumu yang sama sekali tak menyertakan aku. Dunia baru yang terlihat ramai saat namanya tak usai kau sebut-sebut.

Entah kebetulan memang sebenarnya ada, atau hanya aku yang sepertinya mengada-ada. Entah kisah tentang kita memang sedang dituliskan, ataukah semuanya hanya semata-mata harapan.
Mungkin memang harus memberi waktu lebih bagi semesta, dengan rencananya yang selalu mengejutkan.

Walau entah kejutannya akan membahagiakan, atau justru berupa tamparan pelan-pelan yang menyadarkan.

Mari tutup segala mungkin atau tidaknya. Sebab masih ada beberapa hal sederhana yang perlu disyukuri keberadaannya; kedekatan kita, misalnya.

Tidak apa-apa.
Aku akan menyiapkan diri, bagi yang nanti berpatenkan nama sebagai penghuni hati.
Janjiku yang nomor satu, untuk berhenti cinta mungkin aku belum bisa.
Karena tak semudah itu menghilangkan rasa, hanya sembuhkan hati yang sedang kucoba-coba.
Selamat istirahat pelukis merah merona pada pipi, selamat bekerja dua kali lipat dari biasanya plester hati.
posted by Unknown @ 19.34   2 comments

Jumat, 06 September 2013
Mengapa Kamu ?
Ada jatuh yang tak pernah kuduga-duga, hingga sebuah tanya muncul dalam benak; mengapa kamu?
Mengapa pada seseorang yang dapat kuketahui dengan pasti, bahwa akhirnya adalah tidak mungkin?
Ada rasa yang datang tanpa diundang, hingga tanpa sadar kuletakkan namamu pada urutan paling pertama dalam segala hal.
Ada cinta yang sampai kini masih kusangkal.
Sebab, memberi hati kepadamu tak pernah sebelumnya terpikirkan.

Barangkali, begitulah risiko jatuh cinta.
Betapapun sudah berhati-hati, selalu saja ada jalannya jika memang harus terjadi.
Sementara hati sebetulnya sudah lelah terjatuh sendirian, tapi Tuhan mendatangkan kamu di hadapan.
Kali ini entah sebagai jawaban, entah sebagai penambah pertanyaan, entah sebagai pemberi pelajaran.

Jadi, mau dibawa ke mana hatiku yang ada dalam genggammu itu?

Haruskah aku menujumu, perjuangkan kamu lebih jauh?
Atau kembali saja pada titik mula—cukup jadi pendamba?

Andai kamu mengerti, ini bukan tanpa alasan.
Sebab yang kulihat hanya dia, pada tatap matamu yang paling dalam.
Sebab yang kudengar hanya namanya, pada tiap nada kebahagiaan.
Sementara aku, tinggal di antara ribuan pertanyaan; tentang mengapa kita kemudian dipertemukan.
Sementara aku, berdiam di tengah ratusan perkiraan; tentang mengapa kepadamu, jatuhku tampak diizinkan.
Jauh, sebelum cinta tampak nyata, sudah kusadari bahwa semuanya akan berakhir dengan sia-sia.

Dalam hujan perasaan yang jarang sekali melegakan, aku tersadar bahwa cinta tak mampu dipaksakan.
Percuma aku berusaha dekat dengan yang lainnya, jika hatiku cuma kamu yang punya.
Inginnya kamu ada dua; satu untukku, satu untuknya.
Tapi kutahu, cerita ini tak mungkin tertulis begitu.
Cerita ini menawarkan bahagia yang sama untuk kita semua—tapi sayangnya, bukan dari masing-masing kita.

Kamu seperti ada untuk kucintai saja, bukan untuk kumiliki.
Seperti dekat yang tak terjangkau, terasa tapi tak tergenggam, ada yang seperti tiada.
posted by Unknown @ 21.56   0 comments

© 2006 DaRk sKy | Blogger Templates by Gecko & Fly.
No part of the content or the blog may be reproduced without permission.
Learn how to Make Money Online at GeckoandFly
First Aid and Health Information at Medical Health

 
 

Web This Blog
About Me


Name: Unknown
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Affiliates

make money online blogger templates